UMKM, adalah salah satu penyokong ekonomi bangsa Indonesia yang mungkin sekarang ini jumlahnya semakin banyak.
Salah satu alasannya sendiri mungkin adalah karena bisnis-bisnis besar yang mulai bertumbangan satu-persatu dan pegawainya yang menjadi korban. Mantan-mantan pegawai itulah yang kemudian mencoba mencari uang dengan membuat sebuah bisnis kecil-kecilan yang kemudian Anda kenal dengan istilah UMKM.
Sebetulnya, UMKM sendiri bukan dari jebolan perusahaan-perusahaan besar yang tumbang saja. Melainkan ada juga dari mereka yang memang dari awal merintis usaha dengan skala kecil dan menengah.
Pada dasarnya, sebuah UMKM terbentuk itu tidak untuk bersaing dengan bisnis-bisnis besar yang sudah modern. Namun, belakangan ini, UMKM terpaksa harus bersaing dengan bisnis-bisnis besar tersebut karena keadaan ekonomi di tahun 2024 ini semakin terpuruk. Daya beli masyarakat yang semakin menurun membuat omset UMKM juga ikut menurun.
Salah satu solusi untuk membuat UMKM tetap dapat bertahan di tengah persaingan bisnis saat ini salah satunya adalah dengan digitalisasi bisnis UMKM itu sendiri untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
Namun, mendigitalisasikan bisnis, terutama lagi untuk UMKM itu tidaklah mudah, ada banyak proses yang memang harus dilewati dan beberapa diantaranya mungkin tidak dimiliki oleh kebanyakan UMKM saat ini.
Yang pertama adalah kemampuan dalam bidang teknologi. Sebuah UMKM yang ingin mendigitalisasikan bisnisnya, tentu sang owner atau pemilik harus mengetahui dan paham tentang teknologi yang meliputi digitalisasi bisnis. Mulai dari pembuatan website yang harus seperti apa, proses atau alur dari jual beli online itu seperti apa, hingga pengelolaan, pembayaran dan pengiriman barang yang memang berbeda dari ketika menjalankan bisnis secara offline.
Kemudian yang kedua tentunya adalah modal. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, modal menjadi salah satu kunci utama ketika mendigitalisasikan bisnis. Modal tersebut utamanya dipergunakan untuk membuat website online untuk menjajakan barang atau jasa yang Anda jual. Untuk yang modalnya masih sedikit, jalan terbaik adalah dengan memanfaatkan platform marketplace seperti Tokopedia dan Shopee.
Namun tentunya berjualan di kedua platform tersebut bukanlah tanpa kekurangan. Contohnya saja seperti yang akan diulas di bawah ini.
1. Ketergantungan Tinggi Terhadap Platform
Penjual lebih terkekang karena terikat ke kebijakan dan peraturan platform sehingga nantinya Anda sebagai penjual hanya bisa pasrah saja. Selain itu juga ketika Anda melanggar suatu aturan ataupun kebijakan platform, Anda biasanya akan terkena blokir, dan usaha Anda dipastikan terpengaruh oleh itu.
2. Kompetisi yang Sangat Ketat
Jika Anda berpikir bahwa hanya Andalah yang berjualan di sebuah platform marketplace, maka Anda salah besar. Seperti halnya pasar tumpah dan pasar tradisional, ada banyak pedagang yang menjajakan barang dagangannya disana. Tidak menutup kemungkinan, akan ada dua pedagang atau lebih yang juga menjajakan barang yang sama dengan yang Anda jual. Berawal dari situlah dipastikan ada perang harga antar pedagang yang pastinya akan membuat margin keuntungan Anda semakin kecil atau bahkan merugi.
3. Branding yang Terbatas
Branding terbatas disini maksudnya adalah semua bentuk promosi di dalam platform itu ditentukan oleh pihak penyedia marketplace itu sendiri. Artinya, branding di marketplace akan sangat berat, apalagi jika saingan atau kompetitor Anda di marketplace yang sama berani “bakar uang” untuk mempromosikan produk yang dijualnya.
Akhirnya, hanya akan ada adu “bakar uang” antar kompetitor. Yang diuntungkan sendiri, jelas adalah penyedia alat branding di marketplace tersebut, atau dengan kata lain “pemilik” dari marketplace tersebut.
4. Tidak Memiliki Data Pelanggan Secara Langsung
Salah satu kebijakan yang cukup merugikan bagi penjual di marketplace adalah tidak adanya akses ke database pelanggan yang sudah bertransaksi di toko Anda. Padahal database pelanggan itu sangatlah penting ketika Anda ingin melakukan atau menjalankan strategi pemasaran digital untuk mempromosikan produk ataupun jasa Anda.
5. Algoritma yang Acak
Ketika Anda menjual sebuah produk di marketplace, produk Anda dipastikan akan dapat muncul di mesin pencarian google. Tapi sayangnya, karena keterbatasan penerapan strategi pemasaran digital di marketplace, produk yang Anda jual itu nantinya untung-untungan. Maksud untung-untungan disini, tampilan di halaman 1 google itu tidak bisa “dipaksa” oleh Anda untuk tayang di halaman 1, semuanya akan mengikuti algoritma default yang dimiliki marketplace itu sendiri.
Tidak hanya itu, ketika visibilitas produk Anda terbatas, maka Anda mau tidak mau harus menggunakan tools internal dari marketplace itu sendiri untuk meningkatkan visibilitasnya. Dan sekali lagi, promo atau branding menggunakan tools bawaan marketplace itu berbayar.
Oleh karena itu, kami sendiri merekomendasikan untuk mencari jasa pembuatan website umkm untuk membuat dan mengembangkan website toko online untuk Anda gunakan sebagai frontliner Anda di dunia digital. Dari sisi modal mungkin akan mengorbankan banyak di awal, namun di pertengahan ke akhir, sebuah website toko online akan bisa maju tergantung dari usaha Anda dalam melakukan promosi untuk toko online Anda.